SEKOLAH BOLA

Banyak pemain Berbakat yang pernah masuk tim nasional dan berlaga ditingkat International bertebaran di Indonesia, diantaranya Ricky Yakob, Allen Mandey, Meidy Tindi, Ronny Pangemanan dan banyak lagi hanya saja sayang sekali Indonesia belum lolos ke piala dunia.

Keprihatinan akan prestasi Ini maka para pemain Bola Nasional dan Daerah bersemangat mempersiapkan pemain muda untuk memperjuangkan Indonesia di pentas dunia, salah satu diantaranya adalah Meidy Tindi (Kiper), juga Ricky Yakob kini sibuk mengurus sekolah bola.

MEIDY TINDI

Kiper yang pernah menjadi kapten kesebelasan kini sibuk melati pemain muda. Mengetahui prestasi dan bakat yang dimuliki Meidy Tindi maka David DS Lumoindong yang juga peduli dengan prestasi sepakbola Indonesia, mengajak Meidy Tindi membangun sekolah bola untuk mempersiapkan sejak dini para pemain profesional masa depan Indonesia. Sekolah Bola yang dibangun ini berlokasi di Kota Manado, merupakan salah satu sekolah yang nanti diharapkan akan melahirkan pemain profesional Indonesia. Waktu yang akan membuktikan kualitas sekolah ini dibandingkan sekolah bola lainnya, yang jelas dengan semakin banyaknya sekolah bola diharapkan akan semakin memberi peluang lahirnya bintang Footbaal Indonesia. Sekolah yang lahir dengan tujuan menghasilkan pemain berkualitas dan diolah oleh mereka yang memiliki tujuan murni dan semangat yang terus terpelihara pasti akan menghasilkan prestasi besar dimasa akan datang.

RICKY YAKOB

Selama bermain di Indonesia, Ricky tidak pernah membawa klubnya menjadi juara (Galatama/Liga Indonesia). Namun, ia sempat dua kali turut mempersembahkan medali emas SEA Games pada tahun 1987.

Ricky sangat memesona penggila bola nasional dengan gayanya yang khas. Kurniawan Dwi Yulianto, salah satu penyerang terbnaik Indonesia yang bermain di era 1995-2005 sangat mengidolakannya. Ricky kerap dijuluki Paul Brietner Indonesia dan merupakan penyerang opurtunis yang mengandalkan kecepatan dalam bermain. Tampangnya yang lumayan ganteng dan rambutnya yang gondrong membuat Ricky begitu dikenal. Aksi puncakya terjadi di ajang Asian Games 1986 di Korea Selatan.

Ketika itu, tim nasional Indonesia hanya kalah 0-2 dari Arab Saudi dan bermain imbang 1-1 melawan Qatar. Tim Indonesia lalu menang 1-0 lawan Malaysia dan menang 4-3 (penalty) melawan Uni Emirat Arab (UEA). Ricky mengagetkan orang ketika ia mencetak gol sewaktu melawan UEA. Gol voli dengan tendangan langsung tanpa sempat menyentuh tanah, ia lesakan dari sisi kiri gawang UEA dalam jarak yang amat jauh.

Setelah itu, nama Ricky semakin beken setelah ia dibeli Klub Matsushita Jepang pada tahun 1988. Sayang, ia tak mampu beradaptasi dengan udara dingin di Jepang. Hanya empat pertandingan yang sempat ia ikuti—dengan satu gol sempat dicetak.

RSSSF hanya mencatat bahwa Ricky sempat 31 kali memperkuat tim nasional sepanjang enam tahun (9-12-1985 sampai 11-6-1991). Hanya lima gol yang sempat dicatat. Tapi, sepertinya, jumlah gol itu tidak akurat. Ricky setidaknya mencetak 15 gol untuk tim nasional Indonesia di ajang resmi.

Pelatih

Kini, Ricky Yacobi memutuskan menjadi pelatih dengan membuka Sekolah Sepak Bola (SSB) Ricky Yacobi yang berlokasi di lapangan F, kompleks Senayan, Jakarta Pusat. Murid pilihannya adalah talenta berbakat berusia 7-12 tahun yang kurang mampu. Karenanya Ricky menjamin, murid-muridnya bebas iuran.

Ricky yakin sekolah sepak bola yang memiliki kurikulum teori kelas dan praktik itu akan langgeng meski tanpa iuran murid. Pasalnya, sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Kelompok Pecinta Olahraga Sepak Bola Senayan (KPOSS) itu telah banyak menarik simpati donatur semisal American Express Foundation. Di samping itu, KPOSS telah menyewa lapangan F untuk jangka waktu lima tahun. Di PSSI, Ricky kemudian duduk menjadi direktur pembinaan usia muda PSSI.

Tinggalkan komentar